
Gara Gara VPN Gratisan Rekening Bank Saya Terkuras!
Yang lagi heboh sampai jadi trending topic minggu minggu ini adalah tentang pemblokiran atau pembatasan akses ke medsos oleh pemerintah. Dari medsos yg saya ketahui, akses ke facebook, instagram dan whatsapp dibatasi untuk konten gambar dan videonya, yang sebenarnya berpengaruh juga ke akses keseluruhan. Seperti di facebook, kemungkinan karena akses ke foto atau videonya menjadi timeout, loading wall nya akhirnya menjadi lambat atau berhenti sama sekali. Tapi tenang saja, di Indonesia banyak yg panjang akalnya . Akhirnya VPN VPN gratisan yg biasa digunakan untuk mengakses konten “xxx” menjadi pilihan untuk mengakses konten medsos yg diblokir 😁.
Ada beberapa hal menarik dari pemblokiran ini. Pertama masalah akses internet. Sebelumnya saya pernah berdiskusi mengenai akses internet di Indonesia dengan beberapa teman. Pada waktu itu kami berdiskusi mengenai filter internet, seperti yg dilakukan di Cina, apakah memungkinkan di Indonesia dilakukan seperti itu? Sebenarnya dengan kejadian akses medsos yang diblokir ini sudah membuktikan bahwa pemerintah bisa dan mampu untuk memblokir atau memfilter akses internet seluruh masyarakat Indonesia, apalagi kita sebenarnya juga sudah ada metode pemfilteran oleh “internet positif”, tinggal masyarakat saja yang mau menerima atau tidak pemfilteran tersebut.

Ingat kasus telegram yang diblokir? Akhirnya sampai CEO nya telegram, Pavel Durov, sowan ke pemerintah Indonesia buat bernegosiasi untuk dibuka aksesnya kembali baru bisa dibuka blokirnya. Masih ada konten yang lolos? Bisa menggunakan Layer 7 Firewall atau semua diproxyin, gak ada yg direct connection. Worst case, pakai White List IP dan/atau White List Domain. Jadi pemfilteran itu teknisnya bisa, tinggal sisi politisnya saja. Tapi seperti kata Ahmad Dhani yang ngotot bilang “Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku mesti kau tak cinta kepadaku”, bahkan bagi penduduk di Cina yang ngotot ingin mengakses konten yang diblokir tetap ada jalannya, salah satunya menggunakan VPN ini, versi gratis maupun berbayar (walau sebenarnya masih bisa diblokir menggunakan IP Address).
Sebenarnya dengan kejadian akses medsos yang diblokir ini sudah membuktikan bahwa pemerintah bisa dan mampu untuk memblokir atau memfilter akses internet seluruh masyarakat Indonesia
Ini menyambung ke pembahasan kedua. Sebenarnya ada hikmahnya juga pemblokiran medsos ini. Ada yang berbahagia karena bisa menyepi sebentar dari hiruk pikuk dunia medsos dan ada yang mendadak jadi melek teknologi karena jadi tahu mengenai VPN. Tapi yang jadi masalah, info tentang VPN gratisan yang bersliweran membuat saya jadi menyanyi Astaga nya Ruth Sahanaya “Astaga, apa yang sedang terjadi, oh oh Astaga, bagaimana semua ini”
Dari berita yang beredar, diinformasikan bahwa kalau sedang melakukan kegiatan perbankan atau finansial lainnya, jangan mengaktifkan VPN gratisan, karena nanti username password nya bisa ketahuan atau data di bank nya nanti bisa diintip oleh admin VPN nya, ujung2 nya diperingatkan bahwa nanti rekening bisa dikuras habis. Benarkah demikian? Jadi pakai VPN ga aman dong ya? Makanya disini saya coba lempengkan informasinya, biar tidak menjadi aneh dan liar.
Kita bedakan dulu nih akar masalahnya, koneksi VPN dan aplikasi VPN. Untuk koneksi VPN, sama seperti media komunikasi lainnya, hanya sebagai perantara antara sumber dan tujuan komunikasi. Koneksi VPN tidak berbeda dengan kita menggunakan internet dari seluler atau dari wifi Starbucks atau dari warnet sebelah rumah. Malah lebih ngeri kalau mengakses internet banking di Warnet, kita ga tahu kan berapa banyak keylogger yang ditanam di PC Warnet? Proses VPN itu hanya membuat proses tunneling atau enkapsulasi dari komunikasi kita sehingga yang dilihat dari sisi media komunikasi yang kita gunakan adalah kita mengakses VPN server, padahal sebenarnya kita sedang mengakses facebook, jadinya lolos. Jadi bener dong semua komunikasi yang lewat VPN bisa kelihatan? Ya dan tidak. Ya jika komunikasi dilakukan di unsecure protocol, tidak jika komunikasi dilakukan di secure protocol. Gampangnya, kalau kita akses ke web yang depannya http sudah pasti semua data yang bersliweran bisa kelihatan. Kalau depannya https akan berbeda ceritanya. Proses akses ke protokol https akan membuat semua proses komunikasi antara sumber dan tujuan terenkripsi dan tidak bisa dikenali oleh media komunikasi, yang kelihatan hanya karakter acak yang tidak beraturan. Dan pada umumnya, untuk akses ke system bank atau institusi finansial lainnya, sudah menggunakan https, jadi komunikasinya sudah terenkripsi dan aman. Jadi ga perlu takut untuk menggunakan VPN gratisan untuk bertransaksi atau masuk ke layanan perbankan.
Jadi bener dong semua komunikasi yang lewat VPN bisa kelihatan? Ya dan tidak. Ya jika komunikasi dilakukan di unsecure protocol, tidak jika komunikasi dilakukan di secure protocol.

Nah untuk masalah aplikasi VPN, ini yang lebih mengkhawatirkan. Problemnya, kebanyakan dari aplikasi VPN gratisan yang beredar tidak kita ketahui reputasi vendornya. Yang ditakutkan itu adalah ada aplikasi malware yang menyusup. Sebenarnya malware ini tidak spesial di aplikasi VPN saja. Banyak malware ditemui justru di aplikasi game, aplikasi bajakan atau dari sumber yang tidak resmi. Tapi tetap ada kemungkinan adanya malware di aplikasi VPN gratisan. Selain itu adanya ancaman privasi pengguna. Menurut info Metric Labs, dari aplikasi VPN gratisan yang beredar, 25% meminta akses ke lokasi pengguna, 38% meminta akses ke informasi status perangkat, dan 57% menyelipkan kode untuk mencari lokasi terakhir pengguna. Tapi bukan berarti semua aplikasi VPN gratisan itu berbahaya. Kalau kata Mas Alfons Tanujaya “Itu salah kaprah. (Informasi) itu perlu diluruskan. Yang bahaya bukan VPN, tapi semua VPN yang tidak jelas vendornya, mau gratis atau berbayar kalau vendornya tidak jelas itu tidak aman”
Menurut info Metric Labs, dari aplikasi VPN gratisan yang beredar, 25% meminta akses ke lokasi pengguna, 38% meminta akses ke informasi status perangkat, dan 57% menyelipkan kode untuk mencari lokasi terakhir pengguna
Jadi sebelum menggunakan aplikasi VPN gratisan pastikan dulu vendor aplikasinya terpercaya dan punya reputasi yang baik, lihat review dari yang menggunakan atau lebih baik jika sudah mendapatkan rekomendasi dari lembaga sekuriti yang terpercaya. Pastikan jika mengakses layanan perbankan atau institusi finansial sudah menggunakan security certificate di web mereka (https) sehingga komunikasi sudah terenkripsi dan aman. Dan walaupun sudah menggunakan VPN gratisan, pastikan juga akses ke internet banking anda hanya dipegang oleh anda sendiri. Karena sesuai judul di atas, rekening di bank saya terkuras karena dipakai belanja online oleh istri saya!
Sumber:
https://inet.detik.com/security/d-4562791/pakai-vpn-buat-internet-banking-perhatikan-hal-ini
https://inet.detik.com/cyberlife/d-4566565/anjuran-rudiantara-jangan-pakai-vpn-apalagi-yang-gratisan
Originally published at https://www.linkedin.com.