NGALONG — Obrolan Imajiner Tentang Kebocoran Data

Sandi Fajariadi
12 min readAug 6, 2023

Lagi rame-rame nya nih masalah peralatan makanan (baca: ransomware) yang terjadi di salah satu perusahaan. Sebenarnya pengen ngobrol sama orang yang mengalami langsung ya, tapi disini saya coba berdiskusi dengan om gepete yang bertindak seperti orang yang berwenang langsung.

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Tim KepoIn : Pagi pak Cindro, kami dari majalah “KepoIn” ingin mewancara bapak terkait masalah pembobolan data yg terjadi di tempat bapak.

Pak Ciso : Tentu, saya siap untuk diwawancarai oleh majalah “KepoIn” terkait masalah pembobolan data yang terjadi di tempat saya bekerja sebagai IT Security Manager. Saya siap untuk berkolaborasi dengan Anda dalam memberikan informasi yang relevan dan bermanfaat bagi pembaca majalah “KepoIn”.

Tim KepoIn : Biasanya dipanggil apa nih pak? Pak Cindro atau yang lain?

Pak Ciso : Anda bisa memanggil saya Pak Cindro atau jika lebih nyaman, Anda juga bisa memanggil saya Pak Ciso, singkatan dari nama saya Cindro Sompel.

Tim KepoIn : Begini pak Ciso, kan sudah tersebar berita katanya tempat anda bekerja mengalami masalah kebocoran data. Kok bisa terjadi ya pak?

Pak Ciso : Nah, sebenarnya ceritanya begini, Pak. Jadi, kebocoran data itu seperti masalah yang terus mengintai kita, meskipun kita sudah berusaha keras melindungi informasi. Bayangkan saja, kebocoran data itu seperti seekor ninja yang licin, terus mencari celah untuk masuk. Kita punya firewall, enkripsi, dan lapisan keamanan lainnya, tapi tetap saja ada kemungkinan kebobolan.

Kadang-kadang, penyebab kebocoran data bisa jadi karena adanya celah keamanan yang belum terdeteksi atau mungkin ada pelanggaran protokol keamanan. Sementara, di sisi lain, ada juga manusia yang bisa jadi faktor penyebabnya. Ya, kita manusia memang tak luput dari kesalahan. Bisa saja ada pegawai yang ceroboh, jatuh ke perangkap phishing, atau bahkan tergoda oleh si penyerang dengan rayuan manis. Kita semua manusia, Pak, kadang-kadang kelalaian itu bisa terjadi. Namun, di balik semua itu, kita terus berusaha meningkatkan sistem keamanan, memperbarui proteksi, dan memberikan pelatihan keamanan yang lebih baik kepada tim. Jadi, meskipun kadang-kadang “ninja kebobolan data” itu licin, kita juga punya “ninja keamanan” yang berjuang melindungi informasi kita dengan segala cara yang mungkin. Jadi, intinya adalah, kebocoran data itu bisa terjadi karena kombinasi antara faktor teknis dan manusia. Tugas kita adalah terus belajar, beradaptasi, dan memperkuat pertahanan kita untuk menjaga agar “ninja kebobolan data” itu tetap tertahan dan jangan sampai merusak kerja keras kita!

Tim KepoIn : Apakah sudah ada identifikasi bagaimana cara mereka masuk pak?

Pak Ciso : Jadi, para pelaku pembobolan data ini sebenarnya masuk seperti “makhluk tak terlihat”. Mereka seperti agen rahasia yang penuh trik licik.

Ada beberapa cara yang mereka gunakan untuk masuk ke dalam sistem dengan cara yang tidak terduga. Salah satunya adalah melalui serangan phishing. Mereka mengirimkan email palsu yang terlihat meyakinkan, dengan harapan seseorang akan mengklik tautan berbahaya atau memberikan informasi rahasia. Selain itu, mereka juga menggunakan metode “menghipnotis” dengan menyusup ke dalam jaringan melalui celah keamanan yang belum terdeteksi. Seperti seorang pesulap yang menghilang dan muncul di tempat lain, mereka memanfaatkan kelemahan sistem yang belum diperbaiki. Jangan lupakan juga teknik mereka yang mirip dengan peretas dalam film-film. Mereka dapat memanfaatkan kerentanan dalam perangkat lunak, mencari celah dalam sistem yang terlalu lemah, atau bahkan mencoba menerobos dengan keberanian yang mengejutkan! Namun, saya ingin memastikan bahwa tim keamanan kami sedang melakukan identifikasi dan analisis yang cermat untuk memahami bagaimana mereka bisa masuk. Kami melakukan forensik digital untuk melacak dan menelusuri jejak-jejak mereka yang tertinggal. Dengan begitu, kita dapat memperbaiki kerentanan dan memperkuat pertahanan kami agar tidak ada “makhluk tak terlihat” yang bisa masuk dengan seenaknya. Jadi, meskipun mereka ini bisa licin seperti agen rahasia dalam film, jangan khawatir! Tim keamanan kami sedang bekerja keras untuk mengungkap rahasia mereka dan menghentikan mereka sebelum mereka dapat merusak lebih banyak data.

Tim KepoIn : Bukannya untuk perusahaan sebesar tempat anda selalu ada patch atau proteksi data ya pak?

Pak Ciso : Tentu, seharusnya untuk perusahaan sebesar tempat saya bekerja, sudah ada upaya untuk memastikan patch dan perlindungan data yang memadai. Tapi, kamu tahu, dalam dunia keamanan siber, seringkali seperti bermain kucing-kucingan dengan penyerang. Mereka terus mencari celah, sementara kita terus berusaha menutup celah itu.

Jadi, meskipun kita selalu berupaya untuk menjaga keamanan dan melindungi data dengan patch terbaru dan perlindungan yang ketat, terkadang penyerang bisa saja menemukan celah baru yang belum terdeteksi. Mereka bisa menggunakan teknik yang kompleks atau menargetkan area yang kurang dilindungi dengan baik. Namun, jangan khawatir! Setiap kali terjadi serangan atau kebocoran data, kita belajar dari situasi tersebut. Kami melakukan analisis mendalam untuk mengidentifikasi kelemahan yang ada dan meningkatkan sistem keamanan kami. Tim keamanan kami terus memantau tren keamanan terbaru, melakukan pembaruan dan pemantauan yang berkala, serta mengadopsi teknologi keamanan terdepan untuk melindungi data kita. Jadi, meskipun tidak ada jaminan bahwa sistem kita akan 100% kebal terhadap serangan, kita terus berusaha untuk menjadi lebih baik. Patch dan proteksi data tetap menjadi prioritas utama kami, dan kami berkomitmen untuk melindungi data dengan sebaik-baiknya.

Tim KepoIn : Apakah tindakan yg sudah diambil bisa memastikan masalah seperti ini tidak akan muncul lagi?

Pak Ciso : Tindakan yang diambil setelah kebocoran data adalah langkah-langkah yang penting untuk memperkuat keamanan dan mencegah terulangnya masalah serupa di masa depan. Namun, tidak ada jaminan 100% bahwa masalah serupa tidak akan muncul lagi.

Setiap sistem dan infrastruktur IT memiliki risiko keamanan yang inheren, dan serangan siber terus berkembang dengan tingkat kecerdasan yang semakin tinggi. Pelaku serangan terus mencari celah baru dan metode serangan yang belum terdeteksi sebelumnya. Meskipun demikian, dengan tindakan yang tepat, risiko dapat dikurangi secara signifikan. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan keamanan dan mencegah serangan di masa depan antara lain:

  1. Melakukan audit keamanan secara rutin: Melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap infrastruktur teknologi untuk mengidentifikasi celah keamanan potensial dan kerentanan yang dapat dieksploitasi oleh pelaku.
  2. Memperbarui sistem secara teratur: Mengimplementasikan pembaruan dan patch keamanan terbaru pada sistem operasi, aplikasi, dan perangkat lunak lainnya untuk memperbaiki kerentanan yang ditemukan.
  3. Meningkatkan kesadaran keamanan: Melakukan pelatihan dan pengajaran tentang praktik keamanan kepada karyawan agar mereka dapat mengenali ancaman siber dan tindakan pencegahan yang tepat.
  4. Menggunakan teknologi keamanan yang canggih: Mengimplementasikan solusi keamanan yang terbaru, seperti firewall yang kuat, sistem deteksi intrusi, enkripsi data, dan solusi keamanan yang terkini untuk melindungi sistem dari serangan.
  5. Menerapkan kebijakan keamanan yang ketat: Mengembangkan dan menerapkan kebijakan keamanan yang kuat, termasuk pengaturan kata sandi yang kuat, akses terbatas, dan tindakan keamanan yang diperlukan untuk melindungi data sensitif.
  6. Melakukan uji penetrasi: Melakukan uji coba secara teratur untuk menguji keamanan sistem dan mengidentifikasi kerentanan yang mungkin ada.

Tim KepoIn : Pak Ciso, bukannya hal seperti itu butuh biaya yg besar?

Pak Ciso : Tentu, memperkuat keamanan dan mengatasi masalah kebocoran data bisa menguras kocek, tapi hei, kalau soal keamanan, kita tidak boleh main-main, kan? Kata orang, keamanan itu seperti belanja, semakin baik barang yang kita beli, semakin tinggi harganya. Jadi, kita perlu menginvestasikan dana yang cukup untuk melindungi data kita dengan baik. Ingat, keamanan siber itu investasi jangka panjang, seperti membeli jas hujan yang tahan air buat kita dan data kita.

Namun, penting untuk melihat investasi ini sebagai bagian dari tanggung jawab perusahaan dalam melindungi data nasabah dan menjaga kepercayaan pelanggan. Dalam jangka panjang, kerugian yang dapat terjadi akibat serangan atau kebocoran data yang tidak diatasi dengan baik jauh lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk meningkatkan keamanan. Selain itu, ada juga dampak non-keuangan yang signifikan ketika keamanan data terancam, seperti kerugian reputasi, penurunan kepercayaan nasabah, dan potensi sanksi atau denda dari regulator. Oleh karena itu, melindungi data nasabah harus dianggap sebagai investasi yang penting dan strategis untuk perusahaan. Penting untuk melakukan analisis risiko yang baik untuk mengidentifikasi prioritas keamanan yang tepat dan mengalokasikan sumber daya secara efisien. Juga, strategi keamanan cyber yang holistik dan berkelanjutan dapat membantu dalam mengelola biaya jangka panjang dengan efektif. Terakhir, penting untuk diingat bahwa biaya keamanan yang besar juga bisa berarti potensi penghematan jangka panjang. Mencegah serangan, mengurangi risiko kebocoran data, dan menjaga kepercayaan pelanggan dapat menghindarkan perusahaan dari biaya pemulihan pasca-penyerangan yang mahal serta kerugian bisnis yang signifikan.

Tim KepoIn : Pak Ciso, kami mendapat kabar bahwa pelaku meminta sejumlah uang untuk mencegah mereka menyebarkan data. Apakah perusahaan akan membayar atau tidak ya pak?

Pak Ciso : Ah, sejauh ini, perusahaan kami tidak pernah terlibat dalam “negosiasi dengan penjahat” seperti dalam film-film Hollywood. Kami tidak mungkin membayar tebusan kepada para penyerang untuk mencegah penyebaran data.

Bayangkan saja, seperti memberikan imbalan kepada penjahat yang telah mencuri dompet kita. Itu tidak masuk akal, bukan? Jika kita memberikan imbalan kepada mereka, kita hanya mendorong mereka untuk terus melakukan aksi kriminal dan mengancam keamanan kita di masa depan. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan:

  1. Membayar tebusan mendorong praktik kriminal: Membayar tebusan dapat memberikan insentif kepada pelaku serangan siber untuk terus melancarkan serangan dan meminta tebusan. Ini dapat memperburuk masalah keamanan siber secara keseluruhan.
  2. Tidak ada jaminan pemulihan data: Meskipun ada janji dari pelaku serangan untuk menghentikan penyebaran data atau mengembalikan akses, tidak ada jaminan bahwa mereka akan memenuhi janji tersebut setelah menerima pembayaran. Perusahaan tidak dapat bergantung pada janji-janji pelaku serangan yang tidak dapat dipercaya.
  3. Mendorong serangan lebih lanjut: Jika pelaku serangan mengetahui bahwa perusahaan bersedia membayar tebusan, mereka mungkin mengincar perusahaan atau institusi lain untuk serangan serupa di masa depan. Ini akan menciptakan lingkungan di mana serangan siber menjadi lebih umum dan lebih menguntungkan.
  4. Melanggar hukum dan etika: Dalam banyak yurisdiksi, membayar tebusan kepada pelaku serangan siber dapat melanggar hukum dan etika. Ini dapat mengakibatkan konsekuensi hukum dan reputasi yang serius bagi perusahaan.

Sebagai gantinya, perusahaan biasanya fokus pada upaya pemulihan, perlindungan data nasabah, dan peningkatan keamanan untuk mencegah serangan serupa di masa depan. Perusahaan juga bekerja sama dengan otoritas penegak hukum untuk menyelidiki kasus tersebut dan menindaklanjuti secara hukum terhadap pelaku serangan.

Tim KepoIn : Pak, kabarnya data yg bocor besarnya sekitar 1.5 Terabytes. Data sebesar ini tentunya tidak keluar dalam waktu singkat. Apakah mungkin kebocoran nya sudah berlangsung dalam jangka waktu lama

Pak Ciso : A h, benar sekali. 1.5 Terabytes merupakan jumlah data yang cukup besar. Kebocoran sebesar itu memang tidak terjadi dalam semalam, kecuali jika penyerangnya memiliki akses super cepat ke portal teleportasi data. Jumlah data sebesar itu menunjukkan kemungkinan adanya kebocoran yang berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama. Proses mengumpulkan, mengekstraksi, dan mentransfer data sebanyak itu membutuhkan waktu dan upaya yang signifikan.

Kebocoran data yang berlangsung dalam jangka waktu lama bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  1. Penetrasi yang berkelanjutan: Pelaku serangan mungkin telah berhasil memperoleh akses yang tidak sah ke sistem perusahaan dalam jangka waktu yang lama. Mereka dapat menggunakan metode yang rumit untuk menghindari deteksi dan secara bertahap mengumpulkan data secara terus-menerus.
  2. Penyusupan berkepanjangan: Serangan yang berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mencakup penyusupan berkepanjangan ke dalam jaringan perusahaan, di mana pelaku berhasil memperoleh akses dan mempertahankan kontrol atas sistem tanpa segera terdeteksi.
  3. Kegagalan deteksi dini: Pelaku serangan dapat menggunakan teknik yang canggih dan bertahap untuk menghindari deteksi oleh sistem keamanan yang ada. Mereka mungkin menggunakan teknik penyembunyian, enkripsi, atau manipulasi data untuk mengelabui mekanisme deteksi yang ada.
  4. Pemanfaatan celah keamanan yang belum terdeteksi: Kebocoran data yang berlangsung lama bisa terjadi jika pelaku serangan memanfaatkan celah keamanan yang belum terdeteksi atau belum diperbaiki oleh perusahaan. Jika kerentanan tidak diatasi dengan tepat waktu, pelaku serangan dapat terus memanfaatkannya untuk mendapatkan akses yang tidak sah.

Penting bagi perusahaan untuk memiliki mekanisme deteksi intrusi yang kuat dan melakukan pemantauan keamanan secara terus-menerus untuk mendeteksi serangan yang berlangsung lama. Analisis forensik dan audit keamanan yang rutin juga dapat membantu dalam mengidentifikasi kebocoran data yang mungkin terjadi dalam jangka waktu yang lebih lama. Dalam situasi kebocoran data yang berlangsung lama, penting untuk menyelidiki asal-usul kebocoran, memperbaiki kerentanan, mengamankan kembali sistem, dan menerapkan langkah-langkah keamanan yang lebih kuat untuk mencegah serangan serupa di masa depan.

Tim KepoIn : Apakah ada kemungkinan kebocoran terjadi karena social engineering ke pegawai perusahaan?

Pak Ciso : Ah, social engineering, seni mengelabui dan mempengaruhi manusia untuk memperoleh akses yang tidak sah. Sungguh seperti sulap, di mana penyerang menggunakan trik psikologis untuk mendapatkan informasi rahasia atau mengakses sistem yang seharusnya tidak mereka miliki.

Dalam beberapa kasus, memang ada kemungkinan kebocoran terjadi karena social engineering yang berhasil. Penyerang cerdik dapat mencoba memanipulasi pegawai perusahaan dengan berbagai trik, seperti berpura-pura menjadi seseorang yang berwenang, menggunakan teknik persuasif, atau mengexploitasi keterbatasan keamanan manusia. Beberapa bentuk serangan sosial yang mungkin terjadi di lingkungan perusahaan meliputi:

  1. Phishing: Serangan phishing melibatkan pengiriman pesan atau email palsu yang menyamar sebagai komunikasi resmi dari perusahaan. Pesan tersebut mungkin meminta pengguna untuk mengungkapkan informasi pribadi, seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau rincian akun, dengan dalih yang meyakinkan.
  2. Spear phishing: Serangan spear phishing adalah bentuk serangan yang ditargetkan secara spesifik terhadap individu atau kelompok tertentu di perusahaan. Penyerang melakukan riset dan mengumpulkan informasi pribadi tentang karyawan perusahaan untuk memperoleh kepercayaan dan meyakinkan mereka agar memberikan akses atau informasi sensitif.
  3. Vishing: Serangan vishing melibatkan penggunaan panggilan telepon palsu untuk mendapatkan informasi pribadi atau memanipulasi karyawan perusahaan agar melakukan tindakan yang merugikan. Penyerang mungkin menyamar sebagai petugas perusahaan atau pihak yang berwenang dan menggunakan teknik manipulasi suara untuk menciptakan ilusi kepercayaan.
  4. Pharming: Serangan pharming melibatkan pengalihan lalu lintas internet yang tidak terlihat secara tidak sah, mengarahkan pengguna ke situs web palsu yang menyerupai situs perusahaan asli. Tujuan serangan ini adalah untuk mencuri informasi masuk, seperti kata sandi atau nomor rekening, saat pengguna mencoba untuk login ke akun mereka.
  5. Insiden karyawan yang disengaja: Dalam beberapa kasus, kebocoran data dapat terjadi akibat tindakan tidak sah atau kecurangan yang dilakukan oleh karyawan perusahaan itu sendiri. Hal ini dapat melibatkan penyalahgunaan akses atau pengungkapan informasi yang sensitif kepada pihak yang tidak berwenang.

Untuk melawan serangan sosial, penting bagi perusahaan untuk memberikan pelatihan keamanan yang baik kepada karyawan dan meningkatkan kesadaran mereka tentang serangan sosial yang mungkin terjadi. Karyawan harus dilatih untuk mengenali tanda-tanda serangan sosial, menghindari praktik yang berisiko, dan melaporkan segala kejadian mencurigakan kepada tim keamanan. Penerapan kebijakan keamanan yang ketat, seperti penggunaan otentikasi dua faktor, verifikasi kedua, dan prosedur otorisasi yang kuat, juga dapat membantu mengurangi risiko serangan sosial. Selain itu, pemantauan dan analisis terhadap aktivitas karyawan dan lalu lintas jaringan dapat membantu mendeteksi dan mencegah serangan sosial yang berpotensi terjadi.

Tim KepoIn : Pak, kalau memang kebocoran sudah berlangsung lama, kok bisa tidak ketahuan pak?

Pak Ciso : Itu memang pertanyaan yang sangat menarik, Pak. Bayangkan saja, kebocoran data yang berlangsung lama itu seperti mata-mata yang mahir dalam film. Mereka pandai menyembunyikan jejak dan bergerak diam-diam di balik layar. Keberlangsungan kebocoran data yang tidak terdeteksi dalam jangka waktu yang lama dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang kompleks:

  1. Kecerdikan Pelaku: Pelaku serangan sering kali menggunakan teknik canggih dan menyamarkan jejak mereka. Mereka dapat memanfaatkan celah keamanan yang belum terdeteksi, menghindari deteksi perangkat lunak keamanan yang ada, atau menggunakan metode yang baru dan tidak terduga untuk mengakses data tanpa diketahui.
  2. Ketidaksempurnaan Sistem Deteksi: Sistem deteksi keamanan yang ada mungkin tidak dapat mendeteksi atau memantau semua jenis serangan atau aktivitas mencurigakan dengan sempurna. Pelaku serangan yang cerdik dapat melibatkan serangan bertahap atau memilih waktu yang tepat untuk menghindari deteksi sistem.
  3. Rendahnya Pemantauan Aktivitas: Kurangnya pemantauan aktif atas sistem keamanan atau ketidakmampuan untuk memeriksa log aktivitas secara teratur dapat menyebabkan kebocoran data tidak terdeteksi. Jika tidak ada proses pemantauan yang memadai, serangan dan ekstraksi data yang berkelanjutan mungkin tidak terlihat.
  4. Kompleksitas Jaringan: Jika jaringan perusahaan sangat kompleks dan melibatkan berbagai sistem, server, dan infrastruktur yang tersebar, pelacakan dan deteksi kebocoran dapat menjadi lebih sulit. Pelaku serangan dapat memanfaatkan kerentanan dalam salah satu komponen yang lebih lemah untuk mendapatkan akses yang tidak sah dan mengekstraksi data tanpa diketahui.
  5. Ketidakpedulian atau Kurangnya Fokus pada Keamanan: Dalam beberapa kasus, ketidakpedulian terhadap keamanan atau kurangnya fokus pada keamanan secara menyeluruh dapat menyebabkan kebocoran data yang berlangsung lama. Jika organisasi tidak memberikan perhatian yang cukup pada pemantauan keamanan, pembaruan, atau pengawasan aktivitas yang mencurigakan, maka kebocoran data dapat terjadi tanpa terdeteksi.

Penting untuk diingat bahwa serangan siber yang canggih dan terus berkembang dapat melampaui perlindungan keamanan yang ada. Namun, dengan peningkatan kesadaran, implementasi teknologi keamanan yang lebih baik, pemantauan yang lebih aktif, dan pendekatan yang proaktif terhadap keamanan, risiko kebocoran data dapat dikurangi dan deteksi dini dapat ditingkatkan.

Tim KepoIn : Ok pak Ciso, terimakasih atas waktunya. Apakah ada pesan pesan untuk para pembaca kami?

Pak Ciso : Tentu, berikut adalah pesan saya untuk para pembaca majalah “KepoIn”:

  1. Kesadaran akan keamanan data: Keamanan data merupakan tanggung jawab bersama. Setiap individu harus menyadari pentingnya melindungi data pribadi dan mengambil langkah-langkah keamanan yang tepat, seperti menggunakan kata sandi yang kuat, memperbarui perangkat lunak, dan berhati-hati dalam berbagi informasi sensitif.
  2. Perlindungan privasi: Jagalah privasi Anda dengan hati-hati mempertimbangkan informasi yang Anda bagikan di platform digital, melindungi akun Anda dengan kata sandi yang unik, dan memperbarui pengaturan privasi sesuai kebutuhan.
  3. Pendidikan dan pelatihan keamanan: Terus tingkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang keamanan digital melalui pendidikan dan pelatihan. Pahami risiko, serangan yang umum terjadi, dan praktik keamanan terbaik untuk melindungi diri Anda sendiri.
  4. Jaga kewaspadaan terhadap serangan sosial: Berhati-hatilah terhadap serangan sosial, seperti phishing atau vishing. Waspadai pesan atau panggilan yang mencurigakan yang meminta informasi pribadi atau keuangan Anda. Pastikan untuk memverifikasi keaslian komunikasi sebelum memberikan informasi sensitif.
  5. Laporkan kejadian mencurigakan: Jika Anda mencurigai adanya serangan atau kebocoran data, laporkan kepada lembaga terkait, seperti perusahaan atau lembaga penegak hukum. Melaporkan kejadian membantu dalam upaya penegakan hukum dan memperingatkan orang lain tentang ancaman yang mungkin ada.
  6. Dukung regulasi dan kebijakan keamanan: Dukung upaya pemerintah, regulator, dan lembaga keuangan dalam meningkatkan keamanan data dengan mematuhi peraturan dan kebijakan yang ada.
  7. Selalu tingkatkan keamanan: Keamanan siber terus berkembang, dan begitu pula serangan. Selalu tingkatkan keamanan Anda, baik secara pribadi maupun dalam organisasi Anda. Perbarui sistem, gunakan solusi keamanan yang andal, dan terus tingkatkan kesadaran dan pendekatan keamanan.

Keamanan data adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan kerjasama dan kesadaran yang tinggi, kita dapat menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan melindungi data dan privasi kita dengan lebih baik. Terima kasih kepada pembaca majalah “KepoIn” atas perhatiannya terhadap isu keamanan siber. Mari bersama-sama menjaga keamanan dan keberlanjutan dunia digital yang kita tinggali.

Sandi Fajariadi mempunyai pengalaman di product development terutama terkait payment, emoney dan ewallet. Di waktu senggang membuat aplikasi mobile seperti QRIS wantuno, cek RS dan dengan temannya bersenang senang membuat beberapa lagu di The Vader

Originally published at https://www.linkedin.com.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Sandi Fajariadi
Sandi Fajariadi

Written by Sandi Fajariadi

10+ years deep in payment systems, always curious about QRIS. Let's talk!

No responses yet