PayStory — Pentingnya Merchant Memastikan Informasi Transaksi QRIS Untuk Mencegah Penipuan

Sandi Fajariadi
5 min readAug 14, 2023

Sepertinya tidak lama dari kasus QRIS ASPAL yang ditempel di beberapa Masjid di Jakarta, ada lagi kabar penipuan menggunakan QRIS. Kalau sebelumnya yang ditipu adalah user yang ingin melakukan pembayaran, kali ini yang ditipu adalah merchant nya. Menurut berita, kasusnya terjadi di sebuah toko pakaian di daerah Bengkulu.

Jadi modusnya adalah si fraudster saat membayar menggunakan QRIS, menunjukkan layar hasil transaksi QRIS yang palsu. Jadi tampilan di layar handphone milik fraudster yang seharusnya menampilkan informasi pembayaran QRIS dari aplikasi pembayaran dimanipulasi sehingga menampilkan gambar informasi pembayaran QRIS yang dibuat sendiri oleh si fraudster.

Kenapa merchant percaya begitu saja pada tampilan layar pembeli?

Nahhh ini!

Saya yakin, setidaknya minimal satu kali kita akan mengalami saat melakukan pembayaran menggunakan metode QRIS, si pemilik toko meminta bukti pembayaran ke kita dengan cara kita menunjukkan layar hasil transaksi QRIS di aplikasi yang kita gunakan untuk membayar QRIS. Tapi hal ini sebenarnya tidak direkomendasikan untuk dilakukan.

Ada beberapa hal mengapa melihat tangkapan layar di perangkat pembeli harus dihindari oleh merchant:

  1. Merchant tidak memiliki kontrol atas apapun yang tampil di layar perangkat milik pembeli. Semua yang berjalan dan terlihat di layar perangkat milik pembeli tersebut tidak bisa diketahui secara jelas apakah memang benar yang tampil tersebut benar dari aplikasi yang resmi, atau dari aplikasi lain, atau bahkan hanya sebuah image biasa yang ada di Gallery.
  2. Seandainyapun di layar perangkat milik pembeli menampilkan info sukses terbayar dari aplikasi yang resmi, tetap tidak berarti hal itu sebagai sebuah justifikasi bahwa transaksi sukses di sisi merchant. Karena posisi aplikasi ada di sisi issuer sedangkan merchant ada di sisi acquirer. Jadi merchant harus mengkonfirmasi dari data acquirer. Ingat, transaksi di sisi pembeli bisa saja mendapatkan reversal/pengembalian dana.
  3. Tampilan info transaksi QRIS di setiap aplikasi saat ini tidak selalu menampilkan informasi dan data yang sama. Seandainya merchant mau mengecek berdasarkan suatu ID transaksi, akan muncul kesulitan untuk memastikan data yang mana yang akan dijadikan acuan pengecekan. Ujung-ujungnya merchant harus mengirimkan manual foto/screenshot ke penyedia layanan QRIS.

Kesimpulannya, transaksi hanya bisa dikatakan sukses di sisi merchant jika dan hanya jika merchant melihat bahwa data transaksi tersebut ada di laporan transaksi milik merchant yang disediakan oleh penyedia layanan QRIS.

Analoginya sama dengan proses transfer. Kita tidak boleh langsung percaya bahwa transfer sudah berhasil hanya dengan bukti foto struk ATM atau screenshot dari layar internet banking. Konfirmasi bahwa transfer berhasil hanya dengan memastikan bahwa transfer tersebut ada di laporan mutasi bank kita. Sudah banyak sekali berita tentang penipuan dimana orang memodifikasi atau membuat sendiri tampilan struk ATM dan internet banking.

Atau misalnya pembeli menggunakan pembayaran yang umum yaitu dengan uang tunai, kan pemilik usaha tidak akan menganggap bahwa pembayaran sukses sampai uang diterima. Selama uang tidak diterima maka statusnya belum terbayar.

Tapi kenapa banyak merchant masih menggunakan cara melihat isi layar pembeli dan percaya begitu saja?

Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu terjadi, ada yang karena faktor manusianya dan ada juga karena faktor teknisnya:

  1. Merchant tidak memiliki akses ke informasi transaksi. Ini bisa terjadi karena beberapa alasan. Misalkan karena dari penyedia layanan QRIS nya memang tidak menyediakan aplikasi atau akses report. Atau aksesnya ada tapi hanya bisa dimiliki oleh 1 akun saja sedangkan kasir yang menjaga toko ada banyak dan bergantian. Atau memang di sisi pemilik usaha tidak ada perangkat untuk membuka akses report.
  2. Merchant merasa “ribet” harus mengecek dari aplikasi. Ini umumnya ditemui di pelaku UMKM dimana pelaku usaha sudah merasa cukup melihat dari sisi pembeli saja, tidak perlu repot mengecek ke aplikasi. Pikirnya mereka, susah buat buka handphone saat sedang berusaha dan harus klak-klik dulu untuk mengecek. Jadi mereka berpikir positif saja bahwa pembelinya memang jujur.
  3. Orang yang bertransaksi banyak, sehingga merchant merasa harus cepat memproses transaksi atau dari pembeli memaksa cepat. Ini biasanya terjadi ketika sedang ramai yang melakukan transaksi sehingga merchant memutuskan untuk mengecek dari layar perangkat pembeli saja agar bisa cepat, atau pembeli ada yang memaksa ingin cepat dan menunjukkan layarnya ke merchant dengan argumen sudah sukses melakukan pembayaran.

Resiko terbesar dari pengecekan transaksi dengan hanya melihat tampilan layar di perangkat pembeli adalah : tertipu

Iya, tertipu, seperti kasus di awal artikel ini. Pelaku usaha percaya begitu saja dengan tampilan layar milik pembeli padahal tampilan layarnya palsu.

Ini sebabnya saya tidak pernah capek selalu menginformasikan ke tim bisnis, tim ops, tim teknis dan tim produk terkait hal ini:

  1. Untuk tim bisnis dan tim ops, pastikan edukasi ke merchant terkait verifikasi transaksi di sisi merchant harus menggunakan aplikasi merchant yang dimiliki. Jangan sampai merchant memastikan transaksi hanya dari layar milik pembeli. Selalu lihat ke aplikasi merchant untuk mengecek apakah benar terjadi transaksi.
  2. Untuk tim produk dan tim teknis, pastikan aplikasi merchant mempunyai fitur yang bisa mempermudah verifikasi transaksi secara cepat dan gampang diakses. Jika merchant merasa susah melakukan pengecekan artinya ada proses yang harus ditingkatkan lagi kemudahannya. Kalau pemilik usaha membutuhkan banyak akses ke informasi transaksi, maka buatkan fitur tersebut.

Dan kita sebagai pembeli, jika bisa, ingatkan ke penjual jika mereka meminta bukti dari layar aplikasi kita, beri penjelasan bahwa proses ini bisa tidak valid karena layar yang ada di perangkat pembeli bisa dipalsukan.

Kasihan kan kalau pelaku usaha tertipu karena hal ini, apalagi umumnya yang terkena modus seperti ini adalah pelaku usaha UMKM.

Jadi buat anda para pemilik usaha/merchant, ingat ya

Jangan lagi cek bukti transaksi dari layar HP pembeli, lihat ke aplikasi atau akses ke laporan transaksi yang sudah disediakan

Sekarang, bagi anda yang masih mengecek transaksi QRIS dari layar HP pembeli, ingatlah… itu seperti percaya pesan dari teman yang bilang “lagi di jalan” padahal baru bangun tidur. Selalu cek yang asli! 😂

Gunakan saja QRIS wantuno untuk mengetahui informasi dari QRIS, lebih cepat dan mudah!

Sandi Fajariadi mempunyai pengalaman di product development terutama terkait payment, emoney dan ewallet. Di waktu senggang membuat aplikasi mobile seperti QRIS wantuno, cek RS dan dengan temannya bersenang senang membuat beberapa lagu di The Vader.

--

--

Sandi Fajariadi
Sandi Fajariadi

Written by Sandi Fajariadi

10+ years deep in payment systems, always curious about QRIS. Let's talk!

No responses yet