
PayStory — Virtual Account (Insanity)
What we’re living in?
Lemme tell ya
Jamiroquai — Virtual Insanity
Di artikel sebelumnya, saya membahas proses pembayaran menggunakan Virtual Account dan pembayaran di mini market. Anda dapat membacanya di sini.
Nah kali ini saya ingin mengupas tuntas lebih dalam, lebih tajam, setajam silet. Siletnya buat cukur jambang rambut kalau di tukang cukur dekat pasar, yang pakainya dipatahin dulu jadi 2 dulu terus yg digunakan setengah patahannya.
Sebagai pembuka, bahasan tentang proses virtual account ini juga sebenarnya sama dengan proses pembayaran di mini market, karena metode yang digunakan mirip dan serupa.
Ok, jadi sebenarnya konsep virtual account itu aslinya adalah benar-benar berupa rekening yang dibuat di sisi Bank. Jadi memang rekening itu ada di sisi Bank dan dibuat sebagai rekening anak dari rekening utamanya. Jadi rekening virtual ini harus mempunyai induk dan pemilik rekening virtual ini juga harus terverifikasi sesuai dengan pemilik rekening induk.
Jadi virtual account sebenarnya adalah rekening yang dibuat di sisi Bank, berfungsi sebagai rekening anak dari rekening utama. Dalam setiap virtual account yang dibuat, Bank mencatatnya sebagai rekening anak dari rekening induk yang memiliki pemilik yang sama.

Ada bank yang akan mengirimkan laporan mutasi per rekening virtual berbentuk surat fisik, sehingga jika ada 1000 virtual account yang dibuat maka kita akan menerima 1000 surat fisik berisi laporan mutasi virtual account tersebut. Kalau transaksi virtual accountnya aktif, bisa dibayangkan suratnya makin menumpuk 😁.
Definisi virtual account yang saya temukan di web kementerian keuangan seperti berikut
Virtual Account adalah nomor identifikasi pelanggan perusahaan/instansi yang dibuka oleh bank atas permintaan perusahaan/instansi untuk selanjutnya nomor identifikasi pelanggan tersebut diberikan oleh perusahaan/instansi tersebut kepada pelanggannya sebagai Nomor Rekening Tujuan pembayaran tagihan. Setiap setoran atas keuntungan Virtual Account, sistem secara otomatis akan membukukannya ke Rekening Utama dengan mencantumkan Nomor dan Nama Rekening Virtual.
Jadi clear ya, rekening virtual adalah rekening yang memang ada dan terletak di Bank, dahulunya seperti itu…
Sekarang, konsepnya jadi berbeda nih. Rekening virtual dianggap dan diperlakukan sebagai penanda atau kode untuk suatu transaksi sehingga orang bisa melakukan pembayaran atas transaksi tersebut. Dan rekening virtual ini bisa jadi tidak dibuat oleh Bank.
Jadi fungsi dari rekening virtual sekarang adalah nomor tujuan pembayaran tagihan. Memang bedanya apa dengan konsep sebelumnya?
Bedanya adalah, ketika rekening virtual difungsikan seperti penanda atau kode bayar, maka fungsi sebagai rekening menjadi berubah hanya sebagai kode saja. Bayangkan seperti kita membayar tagihan listrik atau tagihan pasca bayar. Kode bayar virtual account posisinya mirip dengan ID pelanggan di pembayaran tagihan listrik atau nomor handphone di pasca bayar.
Layanan rekening virtual ini juga bisa dikelola oleh nasabah sendiri untuk digunakan sebagai metode pembayaran, dimana pemilik asli dari dana di rekening virtual bisa menjadi kabur.

Kalau virtual account itu digunakan langsung oleh nasabah bank untuk transaksi bagi kepentingan usaha mereka sendiri, mungkin kepemilikan dana masih bisa dibilang adalah milik nasabah bank tersebut. Tetapi ketika virtual account dijual lagi sebagai layanan oleh nasabah, maka kepemilikan dana disini menjadi kabur.
Namun, perlu kita perhatikan adanya tantangan dalam penggunaan virtual account yang memerlukan perhatian serius. Beberapa kasus penyalahgunaan virtual account telah mengakibatkan kerugian finansial bagi individu lain. Mari kita telaah beberapa contoh penyalahgunaan yang perlu menjadi perhatian kita.
- Menyamar menjadi perwakilan dari perusahaan dan menggunakan nama virtual account yang mirip dengan perusahaan resmi untuk menipu orang melakukan transfer uang.
- Menggunakan nama virtual account yang mirip dengan keluarga, kerabat atau teman dan meminta pengiriman uang.
- Menggunakan virtual account untuk melakukan pemindahan dana dari sumber atau ke tujuan yang tidak terverifikasi
Contoh kasus seperti ini :
Saya menggunakan layanan pembayaran VA di suatu tempat.
Saat membuat VA, saya buat dengan nama VA nya adalah "PT Tunai Kapan Saja"
Lalu saya akan mencoba menarik orang untuk seakan akan melakukan pengajuan
pinjaman ke "PT Tunai Kapan Saja" dan memberikan nomor VA untuk biaya
administrasi.
Ketika orang melakukan pembayaran VA maka nama yang akan tertera adalah
"PT Tunai Kapan Saja" sehingga orang akan percaya bahwa akun tujuannya
adalah asli dan melakukan transfer.
Di beberapa penyedia layanan VA sudah ada langkah-langkah untuk mencegah agar orang tidak mudah tertipu saat melakukan pembayaran, misal dengan menambahkan prefix penyedia layanan di depan nama VA nya atau melakukan masking di nama VA nya
Contoh :
"YUKBAYAR - PT Tunai Kapan Saja"
atau
"PT TuXXX KaXXX SaXX"
atau kombinasi
"YUKBAYAR - PT TuXXX KaXXX SaXX"
Langkah-langkah ini bertujuan untuk memberikan petunjuk kepada pengguna agar lebih berhati-hati dan tidak mudah tertipu saat melakukan pembayaran.
Tidak hanya melakukan hal di atas, beberapa cara lainnya adalah dengan melakukan filter saat pembuatan nama virtual account agar tidak menggunakan kata-kata yang tidak diperbolehkan. Misalnya tidak memperbolehkan penggunaan nama yang mengandung kata PT, CV, Yayasan, Pinjaman, Bank dan lain sebagainya jika akun virtual account tidak terverifikasi.
Tapi masalah lainnya adalah, karena proses pembayaran virtual account sebenarnya menggunakan layanan transfer, informasi yang tampil di sisi user yang melakukan pembayaran bisa dibilang minim.
Untuk beberapa penyedia layanan virtual account, jika user melakukan pembayaran di channel milik penyedia layanan mungkin informasi yang ditampilkan lebih banyak. Tetapi jika user melakukan pembayaran di channel lain yang bukan milik penyedia layanan maka informasi yang ditampilkan hanya nama virtual account saja dan jumlah karakter yang ditampilkan pun terbatas menyesuaikan dengan layar channel seperti ATM, EDC dan perangkat lainnya.
Contoh skenario pembayaran virtual account di channel lain :
Virtual account dibuat di Bank A dan pembayaran dilakukan di ATM Bank B
ATM hanya bisa memunculkan informasi nama tujuan VA dengan batasan
24 karakter.
Jadi seandainya pilihan yang diambil untuk menampilkan nama adalah
"YUKBAYAR - PT TuXXX KaXXX SaXX"
maka yang bisa terlihat adalah
"YUKBAYAR - PT TuXXX KaXX".
Di format API SNAP untuk proses virtual account sudah ditambahkan banyak informasi yang bisa membantu user, tetapi masalahnya isi data masih opsional dan data ini belum bisa ditampilkan semua saat user membayar di channel layanan lain.
Contoh informasi virtual account yang mungkin bisa membantu user
saat melakukan pembayaran :
Nomor VA : 77777123456789
Nama VA : PT Tunai Kapan Saja
Penyedia layanan VA : YUKBAYAR
Pemilik VA : Agus Bejo
Status : Tidak terverifikasi
Dengan melihat beberapa masalah, …upps, kita jangan bilang masalah, lebih baik challenges 😁. Ok, dengan beberapa challenges tersebut, mungkin beberapa perubahan yang bisa dilakukan adalah :
- Sebaiknya data yang ditampilkan ke user saat pembayaran virtual account bisa lebih banyak dan informatif, sehingga user bisa mengetahui dengan pasti apakah virtual account yang dituju adalah benar yang diinginkan user.
- Jika data ingin ditampilkan lebih banyak, artinya mungkin proses virtual account tidak bisa menggunakan proses transfer konvensional. Bisa jadi harus ada jalur khusus untuk pembayaran virtual account atau layanan transfer saat ini harus di enhance agar bisa mengakomodir kebutuhan ini.
- Penyedia layanan virtual account harus bisa mengkontrol nama virtual account yang dibuat untuk bisa meminimalkan penyalahgunaan.
- Penyedia layanan virtual account juga harus bisa melakukan verifikasi ketat terhadap pengguna virtual account di tempat mereka.
- Penyedia layanan virtual account bisa memantau trafik transaksi virtual account berdasarkan kriteria penggunanya.
Bukan berarti kita hanya berfokus pada kenyamanan user yang melakukan pembayaran virtual account saja. Ada 3 pihak yang terlibat di proses virtual account
- Penyedia layanan virtual account
- Pengguna virtual account
- User yang melakukan pembayaran melalui virtual account
Dua pihak lainnya (penyedia layanan dan pengguna) ini juga harus diperhatikan agar proses virtual account di sisi mereka juga tetap nyaman dan mudah untuk digunakan. Karena kalau nanti proses virtual account nya jadi ribet malah bikin susah untuk dibuat layanannya, dan ujung-ujungnya akan berdampak ke pihak user yang bisa kehilangan pilihan virtual account saat melakukan pembayaran.
Statistik menunjukkan bahwa virtual account masih menjadi pilihan banyak pengguna (sumber goodstats)

Oleh karenanya akan sangat bermanfaat jika proses virtual account bisa ditingkatkan menjadi lebih aman, mudah dan cepat. Kalau di orang produk kan begitu diajarinya 😁 yang ditanya valuenya apa. Ya, valuenya adalah 60% masyarakat Indonesia masih memilih virtual account sebagai metode pembayaran.
Dan seperti kata Jamiroquai
Of this virtual insanity we’re living in Has got to change, yeah Things will never be the same

Sandi Fajariadi mempunyai pengalaman di product development terutama terkait payment, emoney dan ewallet. Di waktu senggang membuat aplikasi mobile seperti QRIS wantuno, cek RS dan dengan temannya bersenang senang membuat beberapa lagu di The Vader
Originally published at https://www.linkedin.com.