PRODUCT DEVE❤️MENT — APA IYA KITA LAGI KRISIS ORANG PRODUK?

Sandi Fajariadi
4 min readJun 13, 2022

Memang enak kalau ketemu teman lama, apalagi kalau kerja di bidang yang sama. Banyak banget yang diomongin, ngobrolinnya macam macam. Dari gosip gosip terkini di seputeran perkawanan sampai soal pekerjaan yang bisa didiskusikan bareng. Membahas masalah idealisme sampai kepo lagi diincer sama perusahaan apa😁

Sebut saja nama teman saya ini Riyo, anak jaksel, tapi kelakuan jaktim. Sudah beberapa tahun ini jadi orang produk. “ Pengen dapat validasi dulu” katanya. Beda katanya bahagia kalau produk digunakan dibanding bahagia karena gaji gede. Produk nomor satu, gaji nomor sekian. Sekian digit maksudnya, wkwkwkw. Pas mau ujian PSPO paling rajin bertanya. Rajin bertanya kunci jawabannya. Nanyanya ke saya. Lah saya kan pas ujian PSPO pertama aja gagal😅

Nah yang pas banget, karena sama sama orang produk, ngegibahnya ga jauh jauh dari isu isu di sekitaran product things. “ Jay, kita ini lagi krisis, tau ga” katanya sambil menatap ke depan. Entah apa yg dilihat, karena di depannya hanya ada kebon. Apa dia bisa melihat yang tak kasat mata? “ Tahu ga, udah beberapa bulan belakangan ini, nyari orang produk itu susah banget. Ga dapat2 gue”.

Ah, masa sih? Tau dari mana? No pic = hoax”.

Lahh, bener, elo sendiri nyari orang produk susah kan?

Eh iya sih, tapi gengsi dong ngaku “ Ah, ngga lah, bukan susah, tapi belum ada yang nyantol aja. Lagian kalau nyari itu harus sabar buat dapat yang terbaik” berusaha bijak sambil nepokin nyamuk yang mulai genit.

Ga percayaan banget ya nih orang. Lihat nih, lo perhatiin ngga sekarang, di pasaran lowongan pekerjaan yang namanya lowongan orang produk itu bejibun. Temen gue kemarin udah ada yang deketin dari beberapa tempat. Pada nyari orang produk semua sekarang”.

Di pause sebentar karena dia sedang menyeruput kopi item nya, dan berlanjut lagi “ Lihat juga tuh, bootcamp bootcamp buat orang produk. Kayak bootcamp bagaimana menjadi orang produk atau orang produk untuk non tech. Semua pada ingin jadi orang produk dan semua perusahaan nyari orang produk. Bingung gue, perasaan awal awal kita jadi orang produk ga seheboh ini ya”.

Bingung gue, perasaan awal awal kita jadi orang produk ga seheboh ini ya

Hmm, kalau dipikir pikir ada benarnya juga sih. Sepertinya memang lagi hype orang produk di Indonesia. Coba lihat di Linkedin saja, di bagian jobs, bagian product banyak banget daftarnya. Dari level junior sampai level eksekutif. Itu baru di Linkedin, belum di Glints atau di tempat Job Ads lainnya.

Padahal saya sendiri jadi orang produk dari nyasar, bukan karena apply menjadi orang produk. Wong awalnya jadi orang IT Operation. Makin kebelakang makin ga nyambung, pernah jadi tukang pasang antena parabola (tapi yang antena 3m an solid dish ya). Setelah jadi orang produk, langsung dihujani sama semua teori Agile, Scrum, User Value, Prioritization dan entah apa lagi yang diajarkan oleh Agile Coach.

Pada saat itu menjadi orang produk bukan karena jadi orang produk itu keren (tapi emang keren sih, serius), tapi karena ada rasa tanggung jawab ke aplikasi atau layanan yang kita buat bisa dipergunakan oleh customer dengan mudah dan menyenangkan. Istilah kerennya customer di orang produk jaman sekarang adalah pegangan daging panggang aka stakeholder.

Istilah kerennya customer di orang produk jaman sekarang adalah pegangan daging panggang aka stakeholder

Untuk bisa bertanggung jawab atas produk kita maka kita harus bisa mencintai produk kita sendiri. Makanya saya lebih suka menulis product deve-love-ment, karena ya itu, seharusnya membuat produk harus disertai dengan hati. Memang harus jadi sesuatu yang personal, bukan sekedar pekerjaan,

Dan kayaknya masalahnya adalah, banyak yang menyalahartikan kalau orang produk itu cuman melakukan pekerjaan membuat aplikasi atau layanan saja. Disuruh melakukan suatu pekerjaan bisa, tapi ketika disuruh memikirkan sendiri melakukan pekerjaan apa untuk produknya malah balik nanya “ Menurut bapak, apa yang seharusnya saya lakukan?”. Wah, ternyata anak milennials jaman sekarang sudah paham konsep get the monkey off your back. Yang terjadi ya itu, malah jadi proxy product owner. Cmon dude, you can do better than that!

Jadi saya melihatnya, bukan jumlah orang produknya yang mengalami krisis. Tapi pemahaman mengenai product development nya yang mengalami krisis. Kalau kita pasang lowongan orang produk, CV nya banyak yang masuk, bahkan dengan pengalaman kerja yang menakjubkan. Tetapi ketika kita menggali lebih dalam maka akan diketahui konsep mengenai product development nya belum tepat. Dan masalahnya, di era booming start up teknnologi seperti saat ini, semua ingin mendapatkan orang produk yang terbaik. Dan hukum pasar terjadi, demand tinggi supply sedikit. Siapa yang bisa melakukan penawaran yang lebih baik kemungkinan besar akan diisi dengan orang orang terbaik pula. Dan krisis pun terjadi…

Saya pun masih jauh panggang dari api untuk tahu banyak tentang product development. Masih banyak yang harus dipelajari. Saya masih terus membaca artikel tentang product development atau terkadang ikut meet up juga. Mungkin saya hanya beruntung saja bisa nyasar sampai jadi orang product. Tapi apapun itu, I love doing Product Deve❤️ment.

Dan Riyo terpekur menatap ke depan, ke kebon pisang di belakang rumah. Mungkin benar dia bisa melihat yang tak kasat mata. Orang produk yang tak kasat mata, dicari tapi tak ada…

Sandi Fajariadi mempunyai pengalaman di product development terutama terkait payment, emoney dan ewallet. Di waktu senggang membuat aplikasi mobile seperti cek RS dan dengan temannya bersenang senang membuat beberapa lagu di The Vader

Originally published at https://www.linkedin.com.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

Sandi Fajariadi
Sandi Fajariadi

Written by Sandi Fajariadi

10+ years deep in payment systems, always curious about QRIS. Let's talk!

No responses yet

Write a response