Sanggar Cerita: Obrolan Saat Ngopi

Sandi Fajariadi
4 min readMay 14, 2019

Kali ini saya ingin menulis dalam Bahasa Indonesia. Iya dong, bahasa tanah air, harus dilestarikan dan dibanggakan dalam kehidupan sehari hari. Dan saat ini saya ingin membicarakan tentang beberapa cerita daerah yang saya lihat mempunyai beberapa sisi yang menarik untuk dibahas. Ga serius serius banget, makanya saya tulis ini seperti obrolan saat ngopi, ga usah gontok gontokan, ga ada cebong kampret.

Mengapa saya tiba tiba ingin membahas mengenai cerita daerah dipicu oleh kegiatan wisata dari kantor yang dibungkus dengan nama business trip ke daerah Yogyakarta dimana salah satu acaranya adalah mengikuti sendratari di area Candi Prambanan. Sendratarinya sendiri dilakukan di gedung Trimurti, masih di area Candi Prambanan. Model tempat duduknya seperti classroom dengan area untuk sendratari cukup luas ada di bagian depan.

Tema Sendratari nya sendiri adalah Roro Jonggrang. Kalau yang masa kecilnya suka dengerin atau koleksi kaset Sanggar Cerita pasti sudah sangat familiar dengan cerita ini. Jadul banget ya dengerin kaset :)) Yang kalau kusut mesti siap siap pensil atau pulpen.

Inti cerita Roro Jonggrang adalah kalau ketemu cewe yang kita taksir pastiin kita tidak pernah berantem sama orang tuanya, ya mirip2 begitu lah. Kalau di dunia IT, ada 2 cerita daerah yang selalu jadi patokan: Roro Jonggrang dan Sangkuriang. Keduanya menggambarkan proyek ajaib di IT. Tinggal pilih saja, mau jadi Sangkuriang atau Bandung Bondowoso. Yang pasti di ceritanya, kedua duanya gagal menjalankan proyeknya tepat waktu.

Tinggal pilih saja, mau jadi Sangkuriang atau Bandung Bondowoso. Yang pasti di ceritanya, kedua duanya gagal menjalankan proyeknya tepat waktu.

Nah, yang menarik di cerita Roro Jonggrang menurut saya, kalau membaca narasi pada saat sendratari, diceritakan bahwa Roro Jonggrang dengan kelicikannya membuat tim nya si Bondowoso merasa hari sudah pagi sehingga mereka kalah. Disini saya agak mengernyit “Hmm, Roro Jonggrang licik?” Padahal kan si Bandung Bondowoso sudah membunuh ayahnya. Sah sah saja dong Roro Jonggrang kalau mau membalas. Tapi jadi berpikir lagi, kalau memang RJ marah kepada BB (kita sebut saja RJ dan BB soalnya namanya panjang banget) kan seharusnya RJ sudah menolak lamaran BB dari awal, lalu kenapa diterima? Kalau bisa malah sebagai putri yang membawa nama harum ayahnya, diserang saja kerajaan BB sebagai pembalasan dendam. Tapi ini malah ngegantungin si BB. Mungkin di pikiran si RJ akan lebih sakit hatinya si BB kalau digantungin daripada menyerang kerajaannya. Tapi BB ga salah juga, dia membunuh ayah RJ karena ayah RJ memberontak. Jadi siapa dong yg salah? RJ, BB, ayah RJ atau prajurit yang mau mau aja berperang disuruh rajanya?

Salah satu hal yang menggelitik juga, walau ga sampe bikin ketawa, ini kenapa Bandung Bondowoso sama Sangkuriang punya cerita yang mirip? Apakah ada relasi antara kedua cerita tersebut? Atau jangan jangan Sangkuriang dan Bandung Bondowoso sebenarnya bersaudara? Dan kenapa di kedua cerita ini, peran wanita nya selalu minta yang ajaib? Apa jaman kerajaan dulu sudah ada mindset bikin proyek ajaib? Mungkin ini yang bikin pekerjaan di Indonesia sering ajaib, karena pola pikir kita sudah dicekoki dengan cerita Sangkuriang dan Roro Jonggrang. “Tuh lihat Bandung Bondowoso aja bisa” pasti pikirnya begitu. Jadi kalau Jack Ma bilang jam kerja ideal itu 996, sebenarnya di Indonesia lebih ajaib lagi karena kerjanya bisa 24 jam dan yang kerja siluman semua. Istilahnya 007, kerja dari jam 0 pagi hingga ke jam 0 pagi berikutnya, selama 7 hari.

Bedanya antara Sangkuriang dan Bandung Bondowoso adalah Bandung Bondowoso masih mempunyai itikad baik menyelesaikan pekerjaannya. Jadi walau dia merasa kalah karena hari sudah pagi, dia tetap membuat candi ke-1000. Masalah bahan candinya terbuat dari apa itu lain persoalan. Kita jangan meniru Sangkuriang, udah pekerjaan tidak terselesaikan, ditendang pula.

Kita jangan meniru Sangkuriang, udah pekerjaan tidak terselesaikan, ditendang pula.

Sebenarnya kalau melihat alur cerita dari Roro Jonggrang dan Sangkuriang, dengan semua kehebatan dan kedigdayaan Sangkuriang dan Bandung Bondowoso, walau mempunyai aji yang sakti dan mumpuni, ternyata ada satu hal yang luput dari pemikiran mereka. Seharusnya mereka mempunyai jam tangan….

This article also post on my Linkedin pulse: https://www.linkedin.com/pulse/sanggar-cerita-obrolan-saat-ngopi-sandi-fajariadi/

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Sandi Fajariadi
Sandi Fajariadi

Written by Sandi Fajariadi

10+ years deep in payment systems, always curious about QRIS. Let's talk!

No responses yet

Write a response